PERGURUAN TINGGI HARUS MENGAWAL
PRODUKNYA
(Momentum Wisuda Universitas
Khairun 17 September 2016)
Universitas yang
disebut sebagai tempat untuk memproduksi kaum-kaum intelektual telah menjadi
sorotan bagi publik dimasa kekinian.Sekian lama mahasiswa berpacu dalam bangku
pendidikan di perguruan tinggi, namun kini gelar hanya menjadi surga
telinga semata. Tidak menjadi harapan
yang dapat dilihat secara nyata dalam hidup
pribadinya.
Empat tahun
tidaklah mudah ketika seorang mahasiswa bergeluti dengan buku, seakan nasip
yang menentukan. Karena realita cita-cita berbeda dengan lapangan kerja yang
diharapkan. Seharusnya perguruan tinggi mampu berperan aktif dalam upaya
persiapan lapangan kerja bagi produknya (mahasiswa).namun sayang, ketika produk
itu beranjak dari universitas ke
masyarakat pasca wisuda, usaha mencari pekerjaanpun terhambat kerena
ketersediaan lapangan kerja yang disediakan pemerintah tak sesuai dengan
basicnya masing-masing.
Lantas bagaimanakah
peran perguruan tinggi sesungguhnya? Jika disimak dari Prestasi atau Predikat
yang sering diberikan perguruan tinggi, seharusnya para wisudawan mampu meraih
lapangan kerja yang lebih baik lagi. Namun itu hanya sebuah bunyi yang menggairahkan.
Seharusnya predikat atau Prestasi, mampu menjadi sarana dalam mengawal produk
yang dihasilkan. Tidak mengherankan jika tukang ojeg, tukang becak, tukang
parkir, sopir, penjual tomat- lah yang menjadi pekerjaan para mahasiswa pasca
wisuda. itu berarti universitas tidak berhasil mengawal produk-produknya untuk
menjadi produk yang berkualitas.. Universitas tidak hanya menampung para
mahasiswa dan mahasiswi tetapi universitas juga seharusnya menjadi iklan bagi negara.
Begitu pula dengan
pemerintah, yang sepertinya menjadi bisu dalam proses pembangunan. Sehingga dalam
proses persaingan dengan negara-negara lain, kita tidak lagi menjadi penonton
yang hanya berpangku tangan dikejauhan. Memang benar, apa yang telah menjadi
realita di daerah-daerah kita masing-masing. Sejauh ini, masih menjadi topik
hangat di kalangan publik terkait dengan pengangguran. Presiden Jokowi telah
berusaha dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab bagi warga negaranya dalam
mengantisipasi pengangguran namun nyatanya masih banyak pengangguran di negara
kita ini. Selanjutnya, . Semoga tulisan ini memotivasi kita dalam membangun
negeri, teristimewa membuka peluang bagi para kaum-kaum intelektual muda untuk
bersaing dilintas negara.
(Andris Lasa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar