Rabu, 09 November 2016

Lokakarya Penguatan Kapasitas Penulisan Berita tentang HIV/AIDS bagi Wartawan di Maluku Utara oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Maluku Utara



 
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Maluku Utara selasa kemarin kembali mengadakan Lokakarya Penguatan Kapasitas Penulisan Berita tentang HIV/AIDS bagi Wartawan di Maluku Utara, yang menghadirkan fasilitator Syaiful W Harahap (Penerbit dan Pemred Situs Online “AIDS Watch Indonesia). Lokakarya ini dilaksanakan pada tanggal 08-09 November 2016 di Hotel Safirna Transito, kelurahan Kota Baru, Ternate Tengah yang melibatkan peserta dari perwakilan wartawan media cetak, RRI, Radio swasta dan pers kampus yang secara keseluruhan berjumlah 25 orang peserta. 

Hari pertama kegiatan dibuka oleh Dr. Idhar Sidi Umar M.Kes dari (Kepala Dinas Kesehatan provinsi Maluku Utara dan wakul ketua satu KPA Malut) yang dilanjutkan dengan Info dasar dan situasi Epidemi HIV/AIDS di provinsi Maluku Utara. Wartawan juga diajak untuk lebih memahami tentang Infeksi Menular Seksual (IMS) dan bagaimana keterkaitannya dengan HIV/AIDS, yang dalam kesempatan ini dibawakan oleh Dr. Wirda Albar (Penanggung jawab klinik Juwita Puskesmas Siko). Selanjutnya wartawan di bekali kembali tentang UU Pers, kode etik, unsur layak berita, dan lainnya serta menganalisis berita HIV/AIDS yang dipresentasikan lewat diskusi kelompok. 

Hari kedua kegiatan, rekan-rekan wartawan dipertemukan langsung dengan sepasang suami istri pengidap HIV/AIDS untuk dapat berbagi informasi tentang kesehariaan mereka sebagai orang dengan HIV/AIDS (Odha). Juga pada kesemapatan itu, rekan-rekan wartawan mendapat kesempatan untuk mewawancarai waria, saat itu hadirkan dua orang untuk dapat berbagi cerita dengan teman-teman wartawan. Selanjutnya wartawan diberikan pemahaman bagaimana mencari isu AIDS yang layak diliput serta kemudian menulis berita AIDS dengan pola “Jurnalisme Harapan”.

Pada sesi terakhir lokakarya ini, para wartawan dari masing-masing delegasi lembaga pers diminta menuliskan RTL dan kegiatan ini yang kedepannya akan dikawal baik bersama KPA Malut dalam penyebaran informasi tentang HIV/AIDS di Maluku Utara. Sebelum lokakarya ini ditutup oleh Runi Abdulatif (sekertaris KPA Malut), para wartawan membentuk “Komunitas Jurnalis Peduli AIDS Maluku Utara” (Kupas Malut) sebagai wadah bagi wartawan untuk memberikan informasi lebih tentang bahaya HIV/AIDS sehingga masyarakat dapat menjaga diri untuk tidak tertular HIV/AIDS. 


By. Inggrith Pusung                      

Kamis, 03 November 2016

Pernyataan Sikap GMKI Cabang Ternate dan Doa Kebangsaan untuk Indonesia menyikapi "Aksi 4 November"


Terkait aksi serentak yang akan dilaksanakan dini hari (4/11/2016) sepertinya menimbulkan keresahan bagi sebagian besar orang. Menyikapi ini, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ternate semalam pukul 21:00,  Badan Pengurus Cabang dan anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ternate melakukan “Doa Kebangsaan untuk Indonesia”  bersama pemuda yang dilakukan di GMIH Eben Haezer Ternate yang di dampingi oleh pimpinan jemaat GMIH  Ternate.
"Doa Kebangsaan untuk Indonesia"
Setelah pelaksanaan “Doa Kebangsaan untuk Indonesia”  itu BPC dan anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ternate lanjut berdiskusi di Student Center GMKI Ternate menyikapi pernyataan sikap seperti yang di sampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sahat Martin Philip Sinurat di Jakarta kemarin, yakni pernyataan sikap PP- GMKI terkait rencana aksi tanggal 4 November 2016 hari ini dan memberikan beberapa pokok pikiran serta pernyataan sikap terkait aksi pada hari ini.
 
Pertama, demokrasi adalah bentuk pernyataan aspirasi merupakan hak warga negara dan dijamin oleh konstitusi, sehingga setiap warga negara  bebas menyampaikan pendapat di muka umum dengat tetap menjaga hak-hak orang lain dan tidak terprovokasi.
Kedua, meminta kepada pemerintah baik dari pusat sampai di raerah-daerah untuk menghimbau masyarakat agar tidak terprovokasi dengan adanya isu SARA.
Ketiga, mengimbau kepada penegak hukum agar dapat mengawal dan menjalankan proses hukum ini secara baik sehingga persoalan hukum diselesaikan dengan segera tanpa terpengaruh tekanan dari siapapun, baik pemerintah, masyarakat, maupun kelompok yang berkepentingan. 
Selanjutnya TNI dan POLRI sebagai pihak yang bertaggungjawab terhadap  keamanan negara,  diharapkan dapat menjaga ketertiban dan keamanan untuk kenyamanan bersama.
Kita semua tentunya mengharapkan yang terbaik dari proses ini. Sebagai masyarakat yang plural tentunya kita  punya tanggungjawab bersama untuk menjaga tenun kebangsaan ini. NKRI adalah harga mati.
Damai Indonesiaku!


By: Inggrith Pusung